Liilay's Blog

JENIS PERANGKAT MODULASI

Minggu lalu sudah dibahas mengenai pengertian modulasi. Untuk kali ini, terdapat beberapa contoh perangkat dan spesifikasinya yang berhubungan dengan jenis-jenis modulasi tersebut.

1. Modulasi FM

Untuk perangkat pada modulasi fm yang sering kita dengar tentunya yaitu pemancar radio itu sendiri.

TF(S)- 500 FM Stereo Transmitter 

Fitur:
1. Pemancar selalu stabil.
2. 16*500W wide band amplifier cards, dilengkapi dengan transistor Philips BLF177, assure the highest menjamin redudansi tertinggi. Tidak ada pentesuaian khusus untuk operasi daya tinggi pada frekuensi 87 ~ 108 MHz.
3. Radiasi dengan harmonisasi super (<-70dB, typical –75dB). 3 low pass filters yang dapat mengurangi pada gangguan penerimaan.
4. Amplifier seudah dirancang dalam satu blok. 4*500W dibuat dalam satu blok dan masuk dalam rak standar 19”. Pemelharaan dapat dilakukan oleh sedikit tenaga ahli.
5. Fungsi dengan perlindungan penuh, seperti kelebihan temperatur, kelebihan tegangan, kelebihan arus, VSWR dan lain-lain. Pemancar akan terus bekerja pada setengah daya input .
7. Panel depan akan menampilkan daya output, daya pancar, tegangan dan arus dari power supply.

Spesifikasi utama:
Rentang Frekuensi : 87 ~ 108 MHz
 Daya output : 5KW
Impedansi output : 50 ohm/co-xial
 Jenis konektor output : 1 5/8 Flange
Radiasi bayangan : -70dB
Impedansi audio input : 600 ohm/balance
Level audio input : 0 dBm
Deviasi frekuensi : 75KHz at 100% modulation
Distorsi audio : < 0.2% ( 40Hz ~ 15KHz)
 Respon frekuensi : <±0.3 dB ( 40Hz ~ 15KHz)
Penekanan awal : 0 us/50us/75us
 S/N rasio : > 70 dB
Pemisahan : > 50 dB ( typical)
Frekunsi stabil : < ±500Hz ( -10 °C ~ + 45 °C)
Konsumsi Tegangan : 11KVA
Dimensi : 584 (Lebar)*2000( Tinggi)*800(Panjang)
Berat : 400 KG


2. Modulasi AM

Sama halnya perangkat dengan modulasi FM, pada modulasi AM juga perangkat yang sering dijumpai yaitu pemancar AM. Contoh spesifikasinya yaitu :

TRANSMITTER AM-30P

Spesifikasi pemancar AM

Stabilitas pemancar : +/-0.001%, -4 to +144F (-20C to +50C) w/105-128VAC Line
Daya output RF : 2-30w(Am-30P), 6-60w (AM-60P), 25-100w (AM-100P)
Impedansi output RF : 50 OHM Unbalanced SO-239 Connector
Kontrol daya RF : Internal Adjustment
Indikator daya RF : Internal Meter
Jenis modulasi : 30A3 Amplitude Modulation
Rentang frekuensi : 520-1710 kHz (crystal controlled)
Harmonisasi RF : >50dB Below Carrier
Pergeseran Carrier: <2%, 95% Modulation
Kontrol Modulasi : Internal Adjustment
Indikator Modulasi : Internal Meter
Power Supply 117VAC, 50/60Hz
Rangkaian Tuning : Internal Fine Adjustment for Improved Supression
Konsumsi Daya : 150w (AM-30P), 250w (AM-60P), 450w (AM-100P)
Mechanical (AM-30P) Outer Dimensions: 12"W x 12"H x 6.5"D

3. FSK- modulasi

Telemetri suhu memberikan kemudahan dalam mengukur suhu jarak jauh, dengan pemantauan dari tempat yang aman dan memungkinkan Telemetri suhu biasanya diterapkan, pemantauan suhu gunung berapi, pemantauan suhu pada peleburan baja, pemantauan cuaca yang tidak memungkinkan manusia untuk melakukan pengukuran secara langsung pada jarak yang dekat. Selain itu sistem telemetri sering digunakan pada program luar angkasa untuk mengukur suhu permukaan suatu planet, sehingga keadaan cuaca pada suatu planet dapat diperkirakan. Pengiriman informasi pada telemetri dapat dilakukan secara wireline maupun wireless. Teknik pengiriman informasi merupakan salah satu yang menentukan kehandalan sistem telemetri apalagi jika pengiriman informasi dilakukan secara wireless. Untuk itu pengolahan awal sinyal dan teknik modulasi yang dipilih akan sangat menentukan kehandalan sistem telemetri tersebut. Teknik modulasi awal dilakukan secara FSK kemudian dilanjutkan modulasi secara FM. Pada penerima hasil pengukuran ditampilkan pada layar monitor PC sehingga dibuat juga program antarmuka untuk keperluan tersebut. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem ini mampu bekerja pada jarak maksimum 700 meter. Pada pengujian selama 24 jam diperoleh hasil bahwa suhu udara tertinggi adalah 29,27º C dan suhu terendah adalah 24,63º C. Pada pengukuran terdapat kesalahan pada pengkonversian suhu oleh sensor LM35 yang dipakai dibandingkan dengan termometer. Kesalahan terbesar hasil pengujian sebesar1,2º C. Sistem telemetri sering digunakan untuk pengukuran di daerah-daerah yang sukar untuk dijangkau manusia seperti gunung, gua atau lembah. Selain itu dalam pemantauan cuaca juga digunakan sistem telemetri, dimana salah satu parameter cuaca adalah suhu udara. Pemantauan yang terus-menerus tidak memungkinkan petugas untuk melakukan pengukuran secara terus-menerus, sehingga petugas cukup meletakkan alat ukur pada tempat pengukuran dan dapat dipantau dari tempat lain. Perancangan perangkat keras telemetri dengan modulasi digital FSK-FM. Teknik modulasi awal dilakukan secara FSK kemudian dilanjutkan modulasi secara FM. Spesifikasi komponen yang dipakai antara lain:
• Sensor yang digunakan adalah LM35 dengan jangkauan 2 sampai 150° C.
• Peralatan pemancar modulasi frekuensi dengan daya pancar kurang lebih 3 Watt, dengan frekuensi 110 MHz, dan dideteksi dengan radio penerima FM. Untuk memudahkan pada penerima FM digunakan tuner jadi.
• Mikrokontroller AT89C51 digunakan sebagai sarana untuk mengubah data paralel menjadi serial UART dengan baudrate 600 bps . Hal ini dilakukan karena data digital hasil konversi ADC masih berupa data paralel, sedangkan data masukan modulator FSK harus serial. Handshaking komunikasi serial yang digunakan tanpa bit paritas, 8 bit data dan 1 bit stop.
Modem FSK yang dipakai menggunakan IC TCM 3105 dengan baudrate 1200 bps. Untuk menampilkan hasil pengukuran digunakan PC dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.

  4. PSK- modulasi

Modem bell 201 ini memungkinkan untuk menaikkan tingkatan kecepatan data sampai 2400 BPS. Tersedia dalam full duplex, tetapi modem ini beroperasi dalam half duplex ketika menggunakan sirkuit yang disaklari oleh 2 kabel. Modem ini menggunakan jenis modulasi yang meng-enkode / merubah data dengan menggunakan carrier pemancar "phase shifts" yang sangat spesifik. Jenis modulasi ini biasa dipanggil seperti DPSK (Differential Phase Shift Keying), tetapi disebut juga QPSK (Quad Phase Shift Keying). Pada modulasi ini, dua bit (dibaca "dibit") dipasangkan dengan phasa single sehingga berubah :
• 00 = 45 derajat
• 10 = 135 derajat
• 11 = 225 derajat
• 01 = 315 derajat
Tingkat modulasi modem tersebut yang aktual adalah 1200 BAUDS, dengan setiap BAUD terisi dua data bit. CCITT (sekarang "ITU-T") mempunyai spesifikasi skema modulasi pada rekomendasi di modem V.26, alternatif "B".
Promax TV Explorer II+, State of the Art Universal Signal Analyzer, adalah sebuah perangkat yang berfungsi secara umum untuk membantu kita dalam pengarahan receiver agar dapat tepat dengan satelit atau transmitter lainnya. Spesifikasi perangkat ini yaitu sebagai berikut :

DATA TECHNIC
• Manufacturer : PROMAX Electronica S. A., C/ Francesc Moragas, 71,
• 08907 L’Hospitalet de Llobregat, SPAIN
• Tel : +34-932-602-000
• Website www.promax.es
• Model : Promax TV Explorer II+
• Function : Universal Satellite Signal Meter and Analyzer
• Type of signals processed : Analog TV terrestrial/cable and satellite, DVB-S,
 DVB-S2, DVB-C, DVB-T, DVB-H, FM Radio
• TV systems : PAL, SECAM, NTSC
• TV standards : M, N, B, G, I, D, K and L
• Tuning range : 5 to 1000 MHz (terrestrial) and 950 to 2150 MHz (satellite)
• Measured parameters : Power, CBER, VBER, MER, C/N and Noise Margin for DVB-S (QPSK)
• Measured parameters : Power, CBER, LBER, MER, C/N and Wrong Packets for DVB-S(QPSK/8PSK)
• Constellation diagram DVB-T/H, DVB-C, DVB-S, DVB-S2 available for: DVB-S signal range 44 dBµV to 114 dB µV, 2 to 45 Ms/sec
• DVB-S2 signal range : 44 dB µV to 114 dB µV, 2 to 33 Ms/sec (QPSK) and 2 to 30 Ms/sec (8PSK)
• Spectrum Analyzer (satellite range) : Input: 30 dBµV to 130 dBµV Span: Full – 500 – 200 – 100 – 50 – 32 – 16 MHz selectable
• Monitor transflective : TFT6.5“
• Aspect ratio : 16:9, 4:3, Auto
• External units powers supply (e.g. LNB) : 5/13/15/18/24 V, 22 kHz: 0.65 ± 0.25 V
• Internal power supply : 7.2V 11 Ah Li-ion Battery 4.5 hours of continuous operation
• Recharging time : 3 hours to 80% External power supply 12 V, 30 W
• Operating temperature : 5 to 40° C
• Humidity 80% (up to 31° C) decreasing linearly to 50% at 40° C
• Dimensions : 230 x 161 x 76 mm
• Weight : 2.2 kg


5. ASK-modulasi

PERANGKAT TELEMETRI SUHU DAN CAHAYA MENGGUNAKAN AMPLITUDE SHIFT KEYING (ASK) BERBASIS PC

Telemetri suhu dan cahaya adalah suatu alat yang dapat memanfaatkan penggunaan ASK sebagai penghubung antara perangkat sensor suhu dan sensor cahaya dengan komputer (PC), sehingga setiap orang dapat dengan mudah mengetahui berapa besarnya nilai suhu dan intensitas cahaya dalam suatu ruangan. Biasanya Untuk pembuatan peralatan telemetri suhu dan cahaya menggunakan ASK berbasis PC, diperlukan beberapa komponen dan peralatan antara lain sensor suhu, sensor cahaya, penguat, mikrikontroler, ASK, antarmuka, komputer, dan sistem catu daya. Beberapa bagian rangkaian atau spesifikasinya yaitu :
• Sensor Suhu LM35, Sensor tersebut dapat beroperasi pada tegangan antara 4–20 VDC dan
keluarannya naik sebesar 10 mV setiap derajat Celcius, sedangkan jangkauan pengukurannya
mulai dari - 55 sampai dengan 150 °C.
• Sensor Cahaya LDR
• Pengkondisi Sinyal (Op-Amp)
• Mikrokontroler AT89S52, Mikrokontroler sering dipakai sebagai komponen pengendali pada suatu peralatan karena memiliki kelengkapan-kelengkapan yang diperlukan untuk bekerja dalam sistem single chip dan juga pertimbangan ekonomis. Misalnya mikrokontroler AT89S52 memiliki fitur 8 Kbyte downloadable flash memori, 3 level program memori lock, 256 byte RAM internal, 32 bit I/O yang dapat digunakan semua, 3 buah timer/counter 16 bit, frekuensi kerja 0 sampai 33 MHz, tegangan operasi 4,0 volt sampai 5,5 volt.
Amplitude Shift Keying (ASK) ,ASK merupakan sebuah sistem komunikasi tanpa kabel (wireless) yang beroperasi dalam pita frekuensi tertentu. ASK merupakan teknik pembangkitan gelombang AM yang dilakukan dengan membangkitkan sinyal AM secara langsung tanpa harus membentuk sinyal base band yang menggambarkan teknik modulasi digital. Jadi teknik tersebut merupakan pembangkitan gelombang AM untuk mentransmisi informasi digital yang selanjutnya dikenal sebagai bentuk pembangkitan ASK atau lebih jauh dikenal sebagai AM digital. ASK terdiri dari ASK pengirim (transmitter) dan ASK penerima (receiver).
• ADC (Analog to Digital Converter)
• Sistem Antar Muka
• Perancang Sistem
• Rangkaian ASK ,ASK terdiri dari pemancar dan penerima, masing-masing digunakan jenis TLP433 untuk pemancar dan jenis RLP433 untuk perimanya . Pemancar dan penerima tersebut bekerja pada frekuensi 433 MHz, Rangkaian ASK ASK terdiri dari pemancar dan penerima, masing-masing digunakan jenis TLP433 untuk pemancar dan jenis RLP433 untuk perimanya . Pemancar dan penerima tersebut bekerja pada frekuensi 433 MHz.

Mengenal VSAT

Mengingat indonesia yang terdiri dari banyak pulau sehingga sulit dijangkau oleh jaringan komunikasi yang menggunakan kabel ataupun yang menggunakan teknologi microwave, menyebabkan teknologi VSAT menjadi pilihan yang banyak diambil baik oleh perusahaan-perusahaan swasta maupun pemerintah. Untuk itu mempelajari VSAT adalah hal yang penting bagi  para pelajar yang berminat pada bidang telekomunikasi ataupun bagi siapa saja yang menggeluti dunia telekomunikasi ataupun IT secara umum,  dimana kemungkinan besar kelak mereka akan berhadapan dengan teknologi ini. Untuk itu di  belajar VSAT ini, kita coba pelajari mengenai apa itu VSAT, apa saja komponen jaringan VSAT, apa itu Hub VSAT,  bagaimana  cara bekerjanya, bagaimana teknik pengaksesannya, bagaimana melakukan instalasi VSAT, seperti apa aplikasi VSAT yang sesungguhnya, dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan teknologi VSAT.
Apa sih sebenarnya VSAT itu?
VSAT atau Very Small Aperture Terminal adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan terminal-terminal stasiun bumi satelit kecil yang menggunakan antena berdiameter antara 0,9 sampai dengan 3,8 meter yang digunakan untuk melakukan pengiriman data, gambar maupun suara via satelit.
Pada awalnya teknologi satelit membutuhkan antena-antena besar dan hanya dapat menghubungkan point-to-point. Komunikasi satelit pada saat itu masih sangat terbatas untuk kapasitas besar saja, sehingga biayanya sangat mahal dan hanya digunakan untuk keperluan tertentu seperti untuk operator telekomunikasi, trunking, microwave back-up, dan pelayanan telekomunikasi pada daerah terpencil.
Dengan munculnya VSAT, sistem komunikasi satelit saat ini selain melayani pengguna bisnis juga dapat melayani pengguna personal (rumah). VSAT masuk pertama kali ke Indonesia tahun 1989 seiring dengan bermunculannya bank-bank swasta yang sangat membutuhkan sistem komunikasi online seperti ATM (Automated Teller Machine). Penggunaan infrastruktur jaringan telekomunikasi VSAT oleh perusahaan ataupun instansi pemerintah yang memiliki kantor cabang yang tersebar di  seluruh wilayah Indonesia dirasakan lebih efektif dibanding teknologi  microwave maupun jaringan kabel. Selain kurang efektif, jaringan microwave maupun kabel juga kurang efisien karena instalasinya memakan waktu lama dan menelan biaya besar. Keduanya sangat rentan terhadap gangguan, sedangkan cakupan areanya pun sangat terbatas karena kendala geografis.
Teknologi VSAT merupakan solusi dengan cost efektif untuk hubungan jaringan komunikasi independen dengan jumlah besar dengan site-site yang tersebar. VSAT menawarkan value added service berbasis satelit seperti: Internet, data, LAN, voice/fax dan dapat menyediakan jaringan komunikasi private/public serta layanan multimedia.
Pada umumnya VSAT diletakan langsung di site pengguna. Seorang end user VSAT memerlukan perangkat untuk menghubungkan komputernya dengan antena luar yang mempunyai transceiver. Transceiver menerima atau mengirim sinyal ke transponder satelit di angkasa. Satelit menerima sinyal dari bumi, menguatkan dan mengirimkan kembali sinyal ke bumi.
JARINGAN VSAT
Arsitektur Jaringan VSAT terdiri dari:
1. Ground Segment (Segmen Bumi)
  • Hub Station / Master Earth Station
  • Network Management System(NMS).
  • Remote Earth Station
2. Space Segment (Segmen Angkasa)
  • Transponder Satelit

Arsitektur Jaringan VSAT
Arsitektur Jaringan VSAT
VSAT memiliki kemampuan untuk menerima maupun mengirimkan sinyal melalui satelit kepada VSAT lain pada jaringan tersebut. Bergantung pada teknologi apa yang digunakan, sinyal akan dikirimkan lewat satelit ke hub station yang juga berfungsi sebagai pusat monitor, atau sinyal langsung dikirimkan ke VSAT lain dan hub digunakan hanya untuk mengawasi dan mengontrol,  atau juga sinyal dikirimkan dari VSAT yang satu ke VSAT lainnya secara langsung tanpa menggunakan Hub. VSAT dapat mendukung kebutuhan komunikasi apapun, baik berupa suara, data, ataupun konferensi video.

Komponen VSAT

Komponen Jaringan VSAT
A. HUB STATION
Hub mengontrol seluruh operasi jaringan komunikasi. Pada hub terdapat sebuah server Network Management System (NMS) yang memberikan akses pada operator jaringan untuk memonitor dan mengontrol jaringan komunikasi melalui integrasi perangkat keras dan komponen-komponen perangkat lunak. Operator dapat memonitor, memodifikasi dan mendownload informasi konfigurasi individual ke masing-masing VSAT. NMS workstation terletak pada user data center.
Stasiun hub terdiri atas Radio Frequency (RF), Intermediate Frequency (IF), dan peralatan baseband. Stasiun ini mengatur multiple channel dari inbound dan outbond data. Pada jaringan private terdedikasi, hub ditempatkan bersama dengan fasilitas data-processing yang dimiliki user. Pada jaringan hub yang dibagi-bagi, hub dihubungkan ke data center atau peralatan user dengan menggunakan sirkuit backhaul terrestrial.
Peralatan RF terdiri atas antenna, low noise amplifier (LNA), down-converter, up-converter, dan high-power amplifier. Kecuali untuk antena, subsistem RF hub pada umumnya dikonfigurasi dengan redundancy 1:1. Peralatan IF dan baseband terdiri dari IF combiner/divider, modulator dan demodulator, juga peralatan pemroses untuk antarmuka channel satelit dan antarmuka peralatan pelanggan. Unit antarmuka satelit menyediakan kontrol komunikasi menggunakan teknik multiple akses yang sesuai.
Sistem Hub VSAT
Sistem Hub VSAT
Unit peralatan pelanggan menyediakan antarmuka ke peralatan host pelanggan dan emulasi protokol. Peralatan baseband pada hub dirancang dalam gaya modular untuk mendapatkan pertumbuhan jaringan yang mudah dan pada umumnya diberikan dengan skala 1:1 atau 1:N redundant configuration.
Berdasarkan keperluannya, HUB terbagi menjadi dua jenis :
1.Dedicated Hub
  • Hub dimiliki dan digunakan sepenuhnya oleh jaringan sebuah perusahaan.
  • Jaringan VSAT merupakan aset perusahaan dan sepenuhnya dikontrol dan diatur oleh perusahaan.
  • Letak Hub biasanya dikantor pusat perusahaan.
  • Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sangat mahal.
2.. Shared Hub
  • Jaringan VSAT dimiliki dan dioperasional oleh operator VSAT.
  • Sebuah Hub digunakan bersama oleh beberapa perusahaan kecil.
  • Perlu koneksi ke Hub karena lokasi Hub diluar perusahaan.
  • Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan pengguna jaringan VSAT relatif murah karena cukup mengeluarkan biaya sewa saja.
Penjelasan lebih detail mengenai Hub Station akan dilanjutkan pada bagian tersendiri.

B. REMOTE STATION

Komponen Remote VSAT
Komponen Remote VSAT

Sebuah remote VSAT memiliki komponen-komponen sebagai berikut.
Outdoor Unit (ODU)
Terdiri atas antena dan Radio Frequency Transmitter (RFT).
a. Antena
Antena  berfungsi untuk memancarkan dan menerima gelombang radio RF. Antena yang dipakai dalam komunikasi VSAT yaitu sebuah solid dish antenna yang memiliki bentuk parabola.
Fungsi antena pada komunikasi VSAT adalah sebagai berikut :
  • Memancarkan gelombang radio RF dari stasiun bumi ke satelit yang mana besar frekuensinya dari 5,925 GHz sampai dengan 6,425 GHz.
  • Menerima gelombang radio RF dari satelit ke stasiun bumi yang mana besar frekuensinya dari 3,7 GHz sampai dengan 4,2 GHz.
Bagian antena terdiri atas reflektor, feedhorn, dan penyangga. Ukuran piringan antena atau dish VSAT berkisar antara 0,6 – 3,8 meter. Ukuran dish sebanding dengan kemampuan antena untuk menguatkan sinyal.


Antena VSAT
Antena VSAT
Feedhorn dipasang pada frame antena pada titik fokusnya dengan bantuan lengan penyangga. Feedhorn mengarahkan tenaga yang ditransmisikan ke arah piringan antena atau mengumpulkan tenaga dari piringan tersebut. Feedhorn terdiri atas sebuah larik komponen pasif microwave.
b. RFT
RFT dipasang pada frame antena dan dihubungkan secara internal ke feedhorn. RFT terdiri atas:
o Low Noise Amplifiers (LNA)
LNA  berfungsi memberikan penguatan terhadap sinyal yang datang dari satelit melalui antena dengan noise yang cukup rendah dan bandwidth yang lebar (500 MHz).
Lemahnya sinyal dari satelit yang diterima oleh LNA disebabkan oleh faktor berikut:
  • Jauhnya letak satelit, sehingga mengalami redaman yang cukup besar disepanjang lintasannya.
  • Keterbatasan daya yang dipancarkan oleh satelit untuk mencakup wilayah yang luas.
Untuk dapat memberikan sensitivitas penerimaan yang baik, maka LNA harus memiliki noise temperatur yang rendah dan mempunyai penguatan / gain yang cukup tinggi (Gain LNA = 50 dB). LNA harus sanggup bekerja pada band frekuensi antara 3,7 GHZ sampai dengan 4,2 GHz (bandwidthnya 500 MHz).
Salah satu jenis LNA yaitu Parametrik LNA. Parametrik LNA yaitu LNA yang menggunakan penguat parametrik untuk penguat pertamanya dan penguat transistor biasa pada tingkat keduanya. Penguatan pertama (parametric amplifier) memberikan penguatan 15 sampai dengan 20 dB dan penguatan transistor memberikan penguatan 35 sampai dengan 40 dB, sehingga total penguatannya sebesar 55 dB.

o Solid State Power Amplifier (SSPA)
SSPA berfungsi untuk memperkuat daya sehingga sinyal dapat dipancarkan pada jarak yang jauh. SSPA ini merupakan penguat akhir dalam rangkaian sisi pancar (transmit side) yang merupakan penguat daya frekuensi sangat tinggi dalam orde Gega Hertz.
Tujuan penggunaan SSPA adalah untuk memperkuat sinyal RF pancar pada band frekuensi 5,925 GHz sampai dengan 6,425 GHz dari Ground Communication Equipment (GCE) pada suatu level tertentu yang jika digabungkan dengan gain antena akan menghasilkan daya pancar (EIRP) yang dikehendaki ke satelit.
Ada hal yang perlu diperhatikan dalam mengoperasikan penguat daya frekuensi tinggi , diantaranya :
  • Besar daya output yang dihasilkan
  • Lebar band frekuensi yang harus dicakup
  • Pengaruh intermodulasi yang muncul
  • Input dan output Back – off
Up / Down Converter
Perangkat ini dikemas dalam satu kemasan tetapi memiliki dua fungsi yaitu sebagai up converter dan sebagai down converter.
1. Up Converter
Berfungsi untuk mengkonversi sinyal Intermediate frequency (IF) atau sinyal frekuensi menengah dengan frekuensi centernya sebesar 70 MHz menjadi sinyal RF Up link (5,925 – 6,425 GHz).
Up Converter
Up Converter
2. Down Converter
Berfungsi untuk mengkonversi sinyal RF Down link (3,7 MHz – 4,2 MHz) menjadi sinyal Intermediate Frequency dengan frekuensi center sebesar 70 MHz.

Down Converter
Down Converter
Indoor Unit (IDU)
Modem VSAT merupakan perangkat indoor yang berfungsi sebagai modulator dan demodulator. Modulasi adalah proses penumpangan sinyal informasi kedalam sinyal IF pembawa yang dihasilkan oleh synthesiser. Frekuensi IF besarnya mulai dari 52MHz sampai 88MHz dengan frekuensi center 70 MHz. Sedangkan demodulasi adalah proses memisahkan sinyal informasi digital dari sinyal IF dan meneruskannya ke perangkat teresterial yang ada. Teknik Modulasi yang dipakai dalam modem satelit yaitu modulasi dengan sistem PSK ( Phase Shift keying ).
Contoh Modem Satelit
Contoh Modem Satelit
Lebih jauh lagi fungsi dari Modulator dan Demodulator yakni:
 Modulator
Modulator berfungsi untuk mencampurkan sinyal informasi digital dari perangkat teresterial kedalam sinyal IF 70MHz yang dihasilkan dari dalam modem.
Diagram Blok Modulator
Diagram Blok Modulator
Pada proses modulasi sinyal data masuk melalui port Interface kemudian diteruskan ke bagian Digital to Analog Converter dan diubah menjadi sinyal analog I dan sinyal Q. Sinyal I dan sinyal Q mempunyai amplitude yang sama tetapi memiliki fase yang berbeda. Sinyal I & Q diperkuat, difilter kemudian dicampur dengan sinyal IF dari sinthesizer sehingga dihasilkan sinyal IF termodulasi. Sinyal IF kemudian dikuatkan dan diatur powernya oleh bagian TX control dan kemudian diteruskan ke port IF Output di bagian belakang modem.
Demodulator
Demodulator menerima sinyal dari RFT dalam range frekuensi IF dan melakukan demodulasi pada sinyal untuk memisahkan user traffic signal dari carrier.
Digram blok Demodulator
Digram blok Demodulator
Pada proses demodulasi, sinyal IF yang diterima di masukan ke rangkain AGC. Rangkaian AGC ini berfungsi untuk mengatur kekuatan sinyal IF yang akan didemodulasi. Rangkain AGC dikontrol oleh bagian A/D converter.
Sinyal IF yang sudah disesuaikan levelnya kemudian dicampur dengan sinyal dari sintisiser sehingga menghasilkan sinyal I dan sinyal Q. Kemudian sinyal ini dikuatkan dan difilter, setelah itu sinyal I & Q masuk ke bagian A/ D converter sehingga didapatkan sinyal data digital, kemudian sinyal data digital diteruskan ke bagian interface dan diteruskan ke port interface.
Pemilihan modem VSAT menentukan jenis teknologi VSAT yang digunakan. Sebuah modem dispesifikasikan berdasar teknik akses, protokol-protokol yang dapat ditangani, dan banyak interface port yang dapat didukung.
Beberapa istilah yang berkaitan dengan modem sebagai berikut:
- Link Budgets. Meyakinkan bahwa perlengkapan RF akan menyediakan kebutuhan topologi jaringan dan modem satelit yang digunakan link Budget memperkirakan stasiun bumi dan satelit EIRP yang dibutuhkan.
- Equivalent Isotropically Radiated Power (EIRP), yaitu tenaga yang ditransmisikan dari objek yang ditransmisikan. Satelit EIRP dapat didefinisikan sebagai jumlah dari tenaga output amplifier satelit, dan tenaga output dari antena satelit (selisih antara tenaga masuk dan tenaga keluar)
Perhitungan level sinyal melalui sistem ( Stasiun bumi asal – satelit – stasiun bumi penerima ) untuk memastikan kualitas layanan yang harus dilakukan terutama untuk pembentukan link satelit.
Proses Transmisi Sinyal Satelit
1. Data yang akan ditransmisikan dari perangkat remote/user, terlebih dahulu memasuki modem. Dalam modem ini data dimodulasi. Proses modulasi ini menggunakan teknik PSK. Modulasi ini bertujuan untuk mentranslasikan gelombang frekuensi informasi ke dalam gelombang lain pada frekuensi yang lebih tinggi untuk dibawa ke media transmisi.
2. Setelah data tersebut dimodulasi, selanjutnya akan memasuki perangkat yang disebut RFT ( RF Transceiver) atau driver. Dalam RFT ini terdapat Up dan Down Converter. Untuk proses transmit yang digunakan adalah Up Converter. Up Converter ini berfungsi untuk mentranslasikan sinyal dari frekwensi menengah IF (Intermediate Frequency) menjadi suatu sinyal RF (Radio Frequency). Output sinyal yang dihasilkan adalah 5925 – 6425 MHz.
3. Proses selanjutnya adalah memasuki SSPA (Solid State Power Amplifier) yang berfungsi sama dengan HPA yaitu untuk memperkuat sinyal RF agar dapat diterima oleh satelit.
4. Sinyal masuk ke dalam feedhorn, sinyal dari feedhorn dipantulkan ke satelit dengan antena.
Blok Diagram IDU-ODU
Blok Diagram IDU-ODU

Proses Receive Sinyal Satelit
1. Antena menerima sinyal dari satelit, sinyal yang diterima antena kemudian dipantulkan ke feedhorn.
2. Dari Feedhorn, sinyal diteruskan memasuki LNA (Low Noise Amplifier). Dimana LNA ini berfungsi untuk menekan noise dan memperkuat sinyal yang diterima.
3. Dari LNA sinyal diteruskan memasuki Down Converter yang berfungsi untuk mentranslasikan sinyal RF menjadi sinyal IF.
4. Setelah memasuki Down Converter, maka sinyal IF memasuki perangkat modem untuk melakukan proses demodulasi, dimana prose demodulasi itu dimaksudkan untuk memisahkan antara sinyal carrier dengan informasi yang ada di dalamnya.
5.Informasi yang sudah terpisah dari sinyal carrier kemudian diteruskan ke perangkat user seperti Router , Multiplexer, dan sebagainya.
C. SATELIT
Satelit Geostasioner merupakan segmen angkasa pendukung layanan VSAT. Orbit ideal untuk satelit komunikasi adalah geostasioner, atau yang relatif statis terhadap bumi. Satelit yang digunakan untuk komunikasi hampir selalu berada pada orbit geostasioner secara eksklusif, berlokasi sekitar 36.000 km diatas permukaan bumi. Oleh karenanya disebut Satelit geostasioner karena satelit tersebut selalu berada di tempat yang sama sejalan dengan perputaran bumi pada sumbunya.
Gambaran visual Satelit Indonesia
Gambaran Visual Satelit Indonesia
Sesuai dengan kesepakatan International Telecommunication Union (ITU), untuk menghindari terjadinya interferensi, setiap satelit ditempatkan dengan jarak dua derajat terpisah sehingga jumlah satelit maksimum yang dapat dioperasikan sebanyak 180 satelit.
Bagaimana pun, dengan pandangan untuk memaksimalkan penggunaan slot orbital, penempatan satelit secara bersama-sama dilakukan secara menyebar. Penempatan satelit secara bersama-sama dipisahkan 0,1 derajat di angkasa atau hampir sekitar 30 km. Interferensisinyal dari penempatan satelit bersamaan dicegah dengan menggunakan polarisasi ortogonal. Pada saat bersamaan perlengkapan stasiun bumi dapat menerima sinyal dari dua lokasi satelit tanpa orientasi ulang dari antena. Sinyal dapat di-diferensiasikan berdasarkan polarisasinya.
Segmen angkasa tersedia dari organisasi yang telah mendapatkan satelit, mengatur peluncuran, dan memimpin tes awal dalam orbit dan kemudian mengoperasikan satelit-satelit ini secara komersial.
Fungsi utama satelit dikerjakan oleh transponder. Ada beberapa transponder atau repeater dalam badan satelit. Transponder ini memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
  • Penerima sinyal
Transponder menerima sinyal yang di uplink oleh VSAT atau Hub.
  • Translasi frekuensi
Frekuensi dari sinyal yang diterima ditranslasikan ke frekuensi yang berbeda, dikenal sebagai frekuensi downlink. Translasi frekuensi meyakinkan bahwa tidak ada feedback positif dan juga menghindari interferensiisu yang terkait.
  • Penguatan
Transponder juga menguatkan sinyal downlink.
Sejumlah transponder menentukan kapasitas satelit. Kapasitas transponder satelit untuk satelit generasi Palapa B yaitu terdiri dari 24 transponder yang terbagi atas 12 transponder untuk polarisasi horizontal dan 12 transponder untuk polarisasi vertikal. Tiap transponder memiliki bandwith 40 MHz.
Jenis band frekuensi Satelit sebagai berikut:
Frequency Band Uplink (GHz) Downlink (GHz)
C-Band 5.925 sampai 6.425 3.700 sampai 4.200
Ext- C-Band 6.725 sampai 7.025 4.500 sampai 4.800
Ku-Band 14.000 sampai 14.500 10.950 sampai 11.700
Pada komunikasi VSAT ada yang disebut up link dan down link. Up link adalah sinyal RF yang dipancarkan dari stasiun bumi ke satelit. Down link adalah sinyal RF yang dipancarkan dari satelit ke stasiun bumi .

Up Link dan Down Link
Up Link dan Down Link
Di dunia Internasional, KU-Band adalah band frekuensi yang populer. KU-Band dapat mendukung trafik dengan ukuran antena yang lebih kecil dibandingkan C-Band atau Ext-C-Band. Tapi Ku-Band tidak tahan terhadap curah hujan tinggi sehingga tidak sesuai untuk digunakan di daerah Asia Tenggara. Keunggulan dan kekurangan masing-masing band frekuensi tersebut secara rinci adalah seperti berikut:
Frekuensi
Keunggulan
Kekurangan
C-Band · World wide availability · Teknologi yang termurah
· Tahan dari redaman hujan
· Antena berukuran relatif lebih besar · Rentan terhadap interferensi dari satelit tetangga dan terrestrial microwave
Ku-Band · Kapasitas relatif besar · Antena berukuran relatif lebih kecil (0,6 – 1,8 m) · Rentan dari redaman hujan · Availability terbatas (faktor regional)
Pada intinya satelit menyediakan dua sumber daya, yaitu bandwidth dan tenaga amplifikasi. Pada kebanyakan jaringan VSAT, tenaga memiliki sumber daya yang lebih terbatas dibandingkan dengan bandwidth dalam transponder satelit.

Anatomi Satelit
Anatomi Satelit

Modulasi pada WiMAX

Modulasi adalah proses perubahan suatu gelombang periodik sehingga menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi. Dengan proses modulasi, suatu informasi (biasanya berfrekeunsi rendah) bisa dimasukkan ke dalam suatu gelombang pembawa, biasanya berupa gelombang sinus berfrekuensi tinggi.
Modulasi yang dipakai pada WiMAX adalah BPSK (Binary Phase Shift Keying), QPSK (Quadrature Phase Shift Keying), 16 QAM (Quadrature Amplitude Modulation) dan 64 QAM. Dalam binary phase shift keying (BPSK), hanya ada dua fase keluaran yang mungkin akan keluar dan membawa informasi (binary dimaksudkan adalah 2). Satu fase keluaran (00 misalnya) mewakili suatu logika 1 dan yang lainnya (misalnya 1800) logika 0. Sesuai dengan perubahan keadaan sinyal masukan digital, fase pada keluaran pembawa bergeser diantara dua sudut yang keduanya terpisah 1800 (1800 out of phase). Nama lain untuk BPSK adalah phase reversal keying (PRK) dan biphase modulation. BPSK adalah suatu bentuk suppresed carrier (pembawa yang diturunkan levelnya sampai minimum), dimana square wave (gelombang kotak) dimodulasi oleh suatu sinyal continuous wave (gelombang kontinyu) atau CW.
QPSK atau quadrature phase shift keying adalah bentuk lain dari modulasi digital selubung konstan termodulasi sudut. QPSK adalah teknik pengkodean M-ary dimana M = 4 (karenanya dinamakan quaternary yang berarti 4). M-ary adalah suatu bentuk turunan dari kata binary. M berarti digit yang mewakili banyaknya kondisi yang mungkin. Dalam QPSK ada empat fasa keluaran yang berbeda, maka harus ada empat kondisi masukan yang berbeda. Karena masukan digital ke modulator QPSK adalah sinyal biner, maka untuk menghasilkan empat kondisi masukan yang berbeda harus dipakai bit masukan lebih dari satu bit tunggal. Menggunakan dua bit, ada empat kondisi yang mungkin yaitu: 00, 01, 10 dan 11. Karena itu dalam QPSK data masukan biner dikelompokkan dalam kelompok yang terdiri dari dua bit yang disebut dibit. Setiap kode dibit membangkitkan salah satu dari fase keluaran yang mungkin. Oleh karena itu setiap dibit (dua bit) masuk ke dalam modulator, terjadi satu perubahan keluaran, sehingga kecepatan perubahan keluaran adalah setengah kecepatan bit masukan.
Quadrature amplitude modulation (QAM) adalah sebuah skema modulasi yang membawa data dengan mengubah (memodulasi) amplitudo dari dua gelombang pembawa. Kedua gelombang tersebut biasanya sinusoid, berbeda fase dengan yang lainnya sebesar 900. Variasi QAM antara lain 16 QAM dan 64 QAM.
Modulasi-modulasi tersebut digunakan secara adaptif, artinya disesuaikan dengan kondisi SNR dari radio link. Ketika radio link pada kualitas yang baik, modulasi terbaiklah yang digunakan, sehingga memberikan kapasitas bandwidth yang lebih besar pada sistem. Sedangkan pada kondisi yang lebih jelek, sistem WiMAX mengubah skema modulasi yang lebih rendah untuk mempertahankan kualitas koneksi dan stabilitas link. Modulasi adaptif ini dapat mengatasi masalah time selective fading.
Tabel 1 Modulasi WiMAX beserta SNR dan daya yang diterima.
No
Modulasi
Signal to Noise Ratio
Daya Yang Diterima
1
64 QAM 3/4
22 dB
-82 dBm
2
64 QAM 2/3
20 dB
-83,5 dBm
3
16 QAM 3/4
18 dB
-87,7 dBm
4
16 QAM 1/2
16 dB
-91 dBm
5
QPSK 3/4
12 dB
-94 dBm
6
QPSK 1/2
9 dB
-96,5 dBm
7
BPSK 1/2
5 dB
-99 dBm
Sedangkan standar throughput untuk tiap-tiap modulasi menggunakan lebar pita kanal yang berbeda adalah seperti pada tabel berikut:
Tabel 2 Standar throughput untuk modulasi berbeda menggunakan lebar pita kanal berbeda
Lebar Pita Kanal
QPSK 1/2
QPSK 3/4
16 QAM 1/2
16 QAM 3/4
64 QAM 2/3
64 QAM 3/4
3,5 MHz
2 Mbps
4,3 Mbps
5,8 Mbps
8,7 Mbps
11,8 Mbps
13 Mbps
7 MHz.
4,1 Mbps
8,6 Mbps
11,6 Mbps
17,4 Mbps
23,6 Mbps
26 Mbps
10 MHz.
8,2 Mbps
12,3 Mbps
16,5 Mbps
24,8 Mbps
33 Mbps
37,2 Mbps
20 MHz.
16,4 Mbps
24,6 Mbps
33 Mbps
49,6 Mbps
66 Mbps
74,4 Mbps